Isnin, 25 Februari 2013

Klasifikasi Cacing


KLASIFIKASI CACING


1.      Pengertian Cacing
Cacing adalah binatang kecil, melata, tidak berkaki, tubuhnya bulat atau pipih panjang dan tidak beranggota (ada yg hidup dl air, tanah, perut manusia, atau perut binatang)

2.      Ciri-ciri dan Sifat Cacing
Bentuk tubuh cacing yang tergolong dalam filum Platyhelminthes adalah pipih, lunak. ada yang memanjang seperti pita, simentris bilateral, dan tidak mempunyai rongga tubuh.

Alat pencernaan cacing pipih tidak sempurna. Cacing pipih yang hidup dalam usus hewan dan manusia tidak mempunyai usus yang berkembang baik, sedangkan yang hidup di alam bebas mempunyai usus yang bercabang, dan selain itu, tidak ada anus pada cacing filum ini. Sistem peredaran darah dan sistem pernafasan tidak ada. Perkembangbiakannya dilakukan secara sexual. Hewan ini bersifat hermaprodit, yaitu alat kelamin jantan dan betina terdapat pada satu tubuh.

3.      Jenis-Jenis Cacing
a.       Cacing Perut (Askariasis)
Biasanya disebabkan oleh keluarga cacing Askaris lumbricoides yang merupakan cacing yang paling sering menginfeksi manusia. Cacing dewasa hidup di dalam usus manusia bagian atas, dan melepaskan telurnya di dalam kotoran manusia. Infeksi pada manusia terjadi melalui jalan makanan yang tercemar oleh kotoran yang mengandung telur cacing.

Telur yang tertelan akan mengeluarkan larva. Larva ini akan menembus dinding usus masuk ke aliran darah yang akhirnya sampai ke paru paru lalu akan dibatukan keluar dan ditelan kembali ke usus. Penyakit yang timbul dari infeksi ini antara lain anemia, obstruksi saluran empedu, radang pankreas dan usus buntu.

b.      Cacing Kremi (Enterobiasis)
Cacing yang memegang peranan disini adalah Enterobius vermikularis yang sering banget terjadi pada anak kecil. Cacing dewasa akan tinggal di usus besar. Cacing betina yang akan bertelur meninggalkan usus besar menuju anus yang merupakan tempat bertelur yang paling ideal.

Saat inilah si anak akan menangis karena lubang anusnya gatal. Secara kasat mata, cacing ini akan terlihat sebesar parutan kelapa disekitar lubang anus. Transmisi cacing ini seperti halnya cacing perut masuk langsung melalui mulut baik dengan perantara makanan maupun dimasukan secara tidak sengaja oleh penderita yang habis menggaruk lubang anusnya yang gatal. Sehingga pada anak anak sering terjadi reinfeksi akibat tindakan itu.

c.       Cacing Tambang
     Paling sering disebabkan oleh Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Cacing dewasa tinggal di usus halus bagian atas, sedangkan telurnya akan dikeluarkan bersama dengan kotoran manusia. Telur akan menetas menjadi larva di luar tubuh manusia, yang kemudian masuk kembali ke tubuh korban menembus kulit telapak kaki yang berjalan tanpa alas kaki.
    
     Larva akan berjalan jalan di dalam tubuh melalui peredaran darah yang akhirnya tiba di paru paru lalu dibatukan dan ditelan kembali. Gejala meliputi reaksi alergi lokal atau seluruh tubuh, anemia dan nyeri abdomen.

d.      Cacing Cambuk (Trichuriasis)
Cacing dewasa akan tinggal di usus bagian bawah dan melepaskan telurnya ke luar tubuh manusia bersama kotoran. Telur yang tertelan selanjutnya akan menetas di dalam usus halus dan hidup sampai dewasa disana. Gejala yang timbul pada penderita cacing cambuk antara lain nyeri abdomen, diare dan usus buntu.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan